MPMX Tingkatkan Awareness Karyawan Terkait Pelanggaran Seksual dan Diskriminasi Berbasis Gender

MPMX Tingkatkan Awareness Karyawan Terkait Pelanggaran Seksual dan Diskriminasi Berbasis Gender

Saat ini banyak sekali terjadi kasus diskriminasi gender dan pelecehan seksual terhadap perempuan juga laki-laki, yang terjadi tidak hanya di area publik namun juga di lingkungan kerja. Sayangnya, hal ini masih cenderung sulit untuk ditindak secara serius dan diatasi secara langsung. Pemahaman setiap individul terhadap bentuk-bentuk pelecehan juga belum maksimal, bahkan ada juga yang menanggap pelecehan sebagai bentuk candaan. Berdasarkan latar belakang ini, MPMX menggelar webinar mental health dengan judul “Mental Health Talk: Preventing Sexual Misconduct & Gender-Based Discrimination At Work” pada Jumat, 29 Juli 2022 lalu dan menghadirkan Analisa Widyaningrum S.Psi, M.Psi sebagai pembicara.

Mengawali pemaparannya, Ibu Analisa menjelaskan bentuk pelecehan yang kerap dialami oleh karyawan tidak selalu secara fisik, sering juga terjadi pelecehan secara verbal dan korbannya tidak hanya perempuan saja, tetapi juga laki-laki. Ini artinya pelecehan tidak mengenal gender, karena pelaku dan korbannya bisa terjadi di pihak perempuan dan laki-laki. Penjelasan ini juga dilengkapi dengan contoh-contoh pelecehan secara verbal yang umum terjadi.

Dampak pelecehan seksual juga masih sering dianggap remeh dan tidak ditanggapi secara serius, padahal dampaknya akan sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari korban seperti perubahan sifat dan perlaku, hingga mengalami trauma. Dijelaskan oleh Ibu Analisa, orang yang mengalami trauma akan menganggap semua tindakan yang menjurus kepada aksi pelecehan yang mereka pernah alami sebagai peringatan, yang menyebabkan kecemasan berlebihan atau stress. Contohnya seperti cemas bertemu dengan lawan jenis, atau sekedar bersalaman dengan lawan jenis dapat membuat korban cemas karena pernah dilecehkan oleh lawan jenis.

Dalam kasus pelecehan seksual yang terjadi di kantor, para saksi kerap kebingungan bagaimana cara bertindak, salah satunya yaitu takut mendapatkan sanksi akibat melaporkan kejadian. Oleh karena itu, dalam hal ini perusahaan memegang peran penting dalam membentuk lingkungan kerja yang aman. Ibu Analisa pun menjelaskan beberapa hal yang bisa dilakukan perusahaan dalam menanggapi pelecehan maupun kekerasan seksual, salah satunya melakukan survey yang dapat dilakukan secara anonim sebagai wadah pelaporan bagi karyawan dan tentunya setiap karyawan harus turut berpartisipasi.

Melalui webinar ini diharapkan dapat meningkatkan awareness setiap karyawan terhadap pelecehan dan kekerasan seksual di lingkungan kantor. Selain itu juga diharapkan apabila suatu saat ada karyawan yang menjadi saksi kasus pelecehan atau kekerasan seksual, jangan ragu untuk segera melaporkan dan bertindak agar sehingga dapat mengurangi frekuensi pelecehan atau kekerasan seksual di kantor.

 

Other Article